Serial mancing di sumbawa


Memancing....


Kegiatan ini semenjak saya mulai bisa mengingat sepertinya sudah sering saya lakukan sejak kecil hingga kini kemudian keterusan menjadi sebuah kegiatan periodik penghilang rasa jenuh di sela-sela kesibukan kantor dan urusan lainnya. Meskipun bukan pemancing profesional tetapi kegiatan ini saya lakukan menurut cara saya dan tentunya merupakan kegiatan positif menyenangkan sebagai hiburan.Ya...memancing, kata memancing kadang menurut sebagian orang yang tidak memahami atau hanya melihat dari luar di konotasikan negatif karena terkesan membuang-buang waktu,tenaga dan biaya. Mungkin benar, tetapi bagi saya kegiatan ini bisa merefresh rasa jenuh saya, mengisi baterai semangat, menebalkan urat sabar meskipun menguras biaya jadi ada hal-hal yang tidak bisa terbeli atau dikonversikan nilainya dengan uang.
Cerita mancing kali ini adalah di Propinsi Nusa Tenggara Barat tepatnya Kabupaten Sumbawa Besar dan spot mancingnya antara Tanjung Menangis hingga Pulau Moyo. Perjalanan mancing ini telah direncanakan jauh hari sebelum hari H dengan mencari kesepakatan team yang berangkat dari Bali dan me'match'kan jadwal dengan kesiapan operator dan guide lokal di lapangan. Akhirnya disepakati hari Rabu tanggal 8 sd 11 Mei 2013 kita berangkat dari Bali bertiga yaitu saya, Agung Ambara dan Yansen. Menggunakan  motor Shogun Kebo keluaran tahun 1997 yang masih bandel saya membonceng Pak Yansen dan Agung mengendarai Honda Revonya meluncur perlahan pada Rabu malam jam 10 menuju ke pelabuhan Padang Bay untuk menyebrang menuju Pulau Lombok dan selanjutnya ke Sumbawa. Penyebrangan malam hari kami pilih dengan alasan bisa tidur di kapal serta supaya bisa tiba pagi hari di Pulau Lombok mengingat waktu penyebrangan sekitar 4 sampai 5 jam. Singkatnya kita tiba di Padang bay jam 12an dan kapal berangkat jam 2 kebetulan juga dapet kapal yang lumayan bagus, ber AC dan bersih jadi nyaman buat tidur karena besok mesti mengeluarkan tenaga ekstra buat menempuh perjalanan darat dari Lombok barat ke Lombok Timur.
Agung dan Yansen di Pelabuhan Kayangan menunggu kapal menuju Sumbawa


Pagi hari jam 6an kapal nyandar di dermaga Lembar dan kami bergegas ke motor untuk keluar dari lambung kapal munuju warung-warung sekitar dermaga buat ngopi dan sarapan pagi mengganjal perut. Setelah terasa nyaman kami memacu motor perlahan membelah kota Mataram ke arah lombok timur waktu tempuh kira-kira 2 jam dengan kecepatan rata-rata 70 km per jam kami tiba di Pelabuhan penyebrangan Kayangan untuk menyebrang menuju Pulau Sumbawa. Kapal penyebrangan relatif lebih kecil dan penuh sesak sehingga tidak senyaman menyebrang dari bali ke lombok dengan waktu tempuh sekitar 2 jam an juga apabila kapal langsung nyandar gak pake antre. Kapal melaju pelan membelah ombak serta melawan arus selat alas yang lumayan kuat dan akhirnya kapal berlabuh di Pelabuhan Poto tano jam 1 siang. Panas menyengat mulai terasa menerpa wajah dan pemandangan alam yang kering mulai terlihat dari pelabuhan saat kami turun dari kapal. Setelah sekian lama saya kembali menginjakkan kaki di Pulau Sumbawa bumi "Pariri Lema Bariri" yang dahulu semboyannya adalah "Sabalong Samalewa". Sepanjang jalan kami beberapa kali berhenti untuk berfoto di percabangan Sumbawa-Sumbawa Barat (tugu kamuter telu), di pinggir pantai di daerah Alas, Utan dan Labuhan Badas. Makan siang kami berhenti di pasar Alas karena perut sudah lapar dan karena pilihan kuliner terbatas maka serabutan di pilih sate kambing dan gule pinggir jalan yang pertama kami temui. Kami makan dikelilingi ratusan lalat yang mengerubungi meja dan makanan kami (lagi musim kali ya) namun karena lapar hanya ada satu kata HABISKAN... Sekitar jam 3 siang kami masuk ke kota sumbawa dan singgah di rumah "Jhon" teman lama saya yang juga ikut menemani trip kami mancing kali ini. Setelah istirahat sejenak dan berembug kami putuskan menjemput satu lagi rekan memancing "Rones" di labuhan badas dekat terminal kemudian langsung menuju kampung Ai Bari mencari perahu dan mancing ke Pulau Moyo atau sekitar Tanjung Menangis.
Perjalanan dari sumbawa ke Ai Bari lumayan makan waktu karena kami membawa bensin cadangan 5 liter untuk perahu dan medannya hanya setengah perjalanan yang di aspal sisanya jalan tanah berbatu tapi pemandangannya sepadan ada padang rumput savana, kuda-kuda sumbawa, kerbau dan sapi, bekas tambak dan bukit-bukit hijau.
Jam 5 sore kami sudah tiba di tepi pantai dan loading barang ke perahu yang mengantar kami mancing ke Pulau Moyo, saya, agung, yansen, rones, dan jhon naik ke perahu bermesin tempel kapasitas 6 orang. Go..go...go...
Ini perahu kami kecil tapi lengkap

Perahu melaju memotong selat dan sekitar 20 menitan kami tiba di pantai Tanjung Pasir yang tampak indah seperti yang saya lihat sebelumnya di banyak website
. Sementara teman-teman menyiapkan tenda dan menurunkan barang dari perahu saya mencoba melempar pancing dari tepi pantai iseng-iseng menggunakan gulungan yang saya bawa dari Bali sekalian mencari bahan makan malam. Wow...sambutan ikannya luar biasa, kail dengan umpan udang mati langsung strike dan disambar ikan sejenis kakap putih dan sore itu saya mendapat 4 ekor dan jhon 2 ekor cukup buat makan malam kami.
Pantai Tanjung Pasir dengan latar belakang Tanjung Menangis

Tes tes nyari ikan buat makan malam

Dari kiri, Rones, saya,Jhoni dan Agung yang foto Yansen


 Jadilah malam itu kami menginap di Tanjung Pasir Pulau Moyo (bersambung)

Comments

Popular posts from this blog

Menjelajah Pulau Moyo dan Air terjun Mata Jitu

Timor Leste hari ini (Maret 2017) dan 28 tahun yang lalu (Tahun 1989) sebuah cerita masa lalu

Lokasi Mancing Laut di Bali